Selasa, 16 April 2013

Pengertian dan tujuan didirikannya muhammadiyah


KEMUHAMMADIYAAN

Pengertian Muhammadiyah

    Secara etimologis nama Muhammadiyah berasal dari kata Muhammad, yaitu Nabi Muhammad saw, dan diberi tambahan ya’ nisbah dan ta’ marbutoh yaitu pengikut Nabi Muhammad saw.  KHA. Dahlan, pendiri Persyarikatan Muhammadiyah, menegaskan bahwa Muhammadiyah berarti ummat Muhammad, pengikut Nabi Muhammad saw. Dalam anggaran Muhammadiyah disebutkan bahwa Muhammadiyah adalah gerakan Islam amar makruf nahi munkar yang berakidah Islam dan bersumber pada Al Quran dan Hadits yang shahih. 

Tujuan didirikan muhammadiyah.

Ketika berbicara muhammadiyah tidak akan ppernahh lepas dari KHA.dahlan itu sendiri. Sebagai ketua umum muuhammadiyah beliau jugalah yangg mendirikan muhammadiyah. Dengan berlanfdaskan pada tafsir QS. Al-Imrann ayat 104 “ dan hendaklah ada golongan diantara kamu menyeruh kepada yang ma’ruff dan mencegah dariyang mungkar...” bahwa golongan umat yang dikatakan beruntung adalah yang mau untuk menyeruh kepada kebaikan dan mencegah kepada kemungkaran. Yangg memang pada masa itu, keadaan kaum yogyakarta yang mayoritas masih di dominasi oleh kaum abangan  sehinggga kegiatan pribadatan masih tercampur oleh budaya-budaya hindu-budha yang menjadikan agama islam  tidak murni lagi. Pada masa itu kaum muslim khususnya di yogyakarta walaupun beragama islam tapi masih tercampur dengan animisme dan dinamisme.  Hal ini terliihat denggan adanya sesajen, ruwutan, dll yang dalam muhammadiyah dikenal denggan istilah penyakit TBC ( tahayul, bid’ah,curofat). Dari semangat  berjuang inilah kemudian muncul rumusan untuk mendirikan organisasi kemasyarakkatan.. pada awal berdirinya masih mencakup ruang lingkup yang kecil yaitu sekitar kerisidenan yogyakarta, tetapi kemudian meluas ddan berkembang hingga seluruh indonnesia  bahkan sampaii keluar negri. Dengan tujuan menciptakan masyarakat  islam yang sebenar benarnya, artinya adalah masyarakat islam yang sesuai dengan sunnah dan alquran tidak lebih dan tidak kurang. Yang harapanya akan terwujud masyarakat islam yang adil, makmur dan ssejahtera.
1.      Faktor-faktor Penyebab Berdirinya

    Muhammadiyah adalah organisasi yang didirikan oleh KHA. Dahlan pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 atau 18 Nopember 1912 di Yogyakarta.  Ada beberapa alasan yang sering dikemukakan oleh kalangan Muhammadiyah  yang menyebab kan KHA. Dahlan mendirikan organisasi ini adalah sbb :

1. Beliau melihat bahwa umat Islam tidak memegang teguh Al Quran dan As Sunnah dalam beramal dan bertauhid sehingga takhayyul, khurafat, bid’ah dan syirik meraja- lela, akhlak masyarakat runtuh. Akibatnya amalan-amalan mereka bercampur baur antara yang benar dan yang salah.

2.     Lembaga-lembaga pendidikan yang ada pada masa itu tidak efisien. Pesantren yang menjadi lembaga pendidikan kalangan bawah pada masa itu dinilai tidak sesuai lagi dengan perkembangan kebutuhan masyarakat. Pada waktu itu pendidikan di Indonesia terpecah dalam dua model, yaitu model pendidikan sekuler yang dikembangkan oleh Belanda dan pendidikan pesantren yang hany mengajarkan ilmu- ilmu agama saja. Akibatnya timbul jurang pemisah yang sangat dalam antara golongan yang mendapat pendidikan sekuler dengan golongan yang berpendidikan pesantren. Hal ini juga yang menjadi penyebab pecahnya rasa persaudaraan (ukhuwah Islamiyah) dikalangan umat Islam sendiri, yang akhirnya melemahkan kekuatan Islam.

3. Kemiskinan menimpa rakyat Indonesia yang mayoritas umat Islam yang sebagian besar adalah petani dan buruh. Orang kaya hanya mementingkan dirinya sendiri, dan banyak ulama lupa mengingatkan umatnya bahwa Islam mewajibkan zakat bagi si kaya, sehingga hak-hak orang miskin terabaikan.

4. Kebanyakan umat Islam hidup dalam fanatisme yang sempit, bertaklid buta dan berpikir secara dogmatis. Kehidupan umat Islam masih diwarnai konservatisme, formalisme, dan tradisionalisme.

5. Aktivitas misi Katolik dan Protestan sudah aktif beroperasi sejak awal abad ke 19, dan sekolah-sekolah misi itu mendapat subsidi dari pemerintah Belanda. 

Gerakan Muhammadiyah

    Melihat keadaan umat Islam yang demikian itulah, dan didorong oleh pemahaman yang mendalam terhadap surat Ali Imron ayat 104, KHA Dahlan mendirikan organisasi Muhammadiyah sebagai organisasi pembaharu dan mengajak umat Islam untuk kembali beribadah, bertauhid dan berakhlak sesuai dengan tuntunan Al Quran dan Sunnah Rasul.
Pada mulanya Muhammadiyah, sesuai dengan perkembangan yang berkembang pada awal berdirinya melakukan aktivitas-aktivitas sbb :

1. Membersihkan Islam di Indonesia dari pengaruh-pengaruh dan kebiasaan-kebiasaan yang tidak Islami. Hal ini dilakukan dengan menggiatkan dan meperdalam penyelidikan ilmu agama Islam untuk mendapatkan kemurniannya, memperteguh iman, memperkuat ibadah, dan menggembirakan dakwah amar makruf hani munkar, serta memelihara tempat-tempat ibadah dan wakaf.

2.    Mengadakan reformulasi doktrin-doktrin Islam dengan pandangan alam pikiran modern.

3. Mengadakan reformasi ajaran-ajaran dan pendidikan Islam dengan memberikan pelajaran agama Islam di sekolah-sekolah Belanda dan mendirikan sekolah-sekolah sendiri yang berbeda pola dengan pendidikan pesantren, yakni memberikan pelajaran agama dan umum secara bersama-sama.

4.    Mempertahankan Islam dari pengaruh dan serangan-serangan dari luar dengan jalan membentengi para pemuda, wanita, pelajar, rakyat biasa dengan membangkitkan kesadaran beragama mereka, dan berusaha untuk memperbaiki kehidupan dan penghidupan mereka sesuai dengan ajaran-ajaran Islam. Rasa persatuan dan ukhuwah Islamiyah di kalangan umat Islam digalang kembali.

Maksud dan Tujuan Muhammadiyah

    Rumusan “Maksud dan Tujuan Muhammadiyah” mengalami perubahan dari keadaan kepada keadaan lainnya sesuai dengan perkembangan masa.  Pada awal berdiri nya, rumusan itu berbunyi :  (a)  menyebarkan pengajaran Kanjeng Nabi Muhammad saw kepada penduduk bumiputera di dalam Karesidenan Yogyakarta; dan  (b) memajukan agama Islam kepada anggota-anggotanya.
Setelah Muhammadiyah meluas keluar daerah Yogyakarta, dan setelah berdirinya beberapa cabang di wilayah Indonesia, rumusan Maksud dan Tujuan Muhammadiyah disempurnakan menjadi : (a) memajukan dan menggembirakan pengajaran dan pelajaran agama Islam di Hindia Belanda; dan  (b)  memajukan dan menggembirakan hidup sepanjang kemauan agama Islam kepada sekutu-sekutunya.
Setelah keluarnya Undang-undang No. 8 tahun 1985 yang mewajibkan organisasi kemasyarakatan mencantumkan satu azas Pancasila, maka terjadilah perubahan azas Muhammadiyah dari Islam menjadi Pancasila. Akibatnya rumusan Maksud dan Tujuan Muhammadiyah juga berubah. Perubahan itu dihasilkan melalui Muktamar Muhammadiyah ke 41 di Surakarta, menjadi : “Mengakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat utama, adil, dan makmur yang diridlai Allah Subhanahu wa Ta’ala.
    Tujuan Muhammadiyah sebagai yang dikemukakan di atas menjadi titik tolak dalam merumuskan ideal atau landasan cita-cita Muhammadiyah yang disebut dengan  “Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah.”  Landasan ideal ini memberikan gambaran tentang pandangan hidup Muhammadiyah, tujuan hidup Muhammadiyah  serta metode untuk mencapai tujuan hidup tersebut.  Matan “Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah yang dirumuskan dalam sidang Tanwir (Institusi tertinggi dalam Muhammadiyah, setingkat di bawah Muktamar) pada tahun 1978 menjelang Muktamar Muhammadiyah ke 37 di Yogyakarta, membuat prinsip-prinsip sebagai berikut :

1.    Muhammadiyah adalah gerakan yang berazaskan Islam, bekerja dan bercita-cita untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya untuk melaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan khalifah di muka bumi.
2.    Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah agama Allah SWT yang diwahyukan kepada para Rasul-Nya sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan seterusnya sampai pada nabi penutup Muhammad saw sebagai hidayah dan rahmat Allah SWT kepada umat manusia sepanjang masa dan menjamin kesejahteraan material dan spritual, duniawi dan ukhrowi.
3.    Muhammadiyah mengamalkan Islam berdasarkan Al Quran dan  Sunnah Rasulullah saw, serta menggunakan akal pikiran sesuai dengan ajaran Islam.
4.    Muhammadiyah bekerja demi terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang meliputi bidang akidah, ibadah, akhlak dan mu’amalah (kemasyarakatan) duniawi.
5.    Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia yang mendapat karunia Allah SWT berupa tanah air yang mempunyai sumber-sumber kekayaan, kemerdekaan bangsa dan negara Republik Indonesia yang berfalsafah Pancasila, untuk berusaha bersama-sama menjadikannya suatu negara adil dan makmur yang diridlai Allah SWT.

6 komentar: